PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP GENERASI MUDA INDONESIA
KATA PENGANTAR
Atas
rahmat dan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa, dan kemauan yang keras di sertai
bantuan dari berbagai pihak maka dapatlah diselesaikan tugas akhir yang
bertemakan “PENGARUH
KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP GENERASI MUDA INDONESIA”
Dan tak lupa kami
hanturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak yang
telah memberikan arahan serta bimbingan kepada penulis.
Sudah tentu hasil Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis
sangat memohon saran yang sifatnya konstruktif untuk kesempurnaannya. Semoga
apa yang dipaparkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas
pendidikan pada khususnya. Dan dengan segala kritikan yang bertujuan untuk
membangun dari makalah ini penulis tetap sambut dengan hati yang ikhlas.
Mudah-mudahan Tuhan tetap memberkati kita semua, amin.
Bogor , Januari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
.....................................................................................................................
I
KATA
PENGANTAR
.................................................................................................................
II
DAFTAR
ISI
...............................................................................................................................
III
BAB
I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG ...........................................................................................................1
B.
RUMUSAN MASALAH
.......................................................................................................3
C.
MANFAAT & TUJUAN
.......................................................................................................3
D.
BATASAN MASALAH
.......................................................................................................4
BAB
II PEMBAHASAN
A.
DEFINISI KEBUDAYAAN .................................................................................................5
B.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ASING DI INDONESIA
........................................8
C.
PENGARUH KEBUDAYAAN ASING TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
......................................................................................................11
D.
UPAYA MENGATASI DAMPAK NEGATIF BUDAYA ASING
...................................13
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
...................................................................................................................17
B. SARAN
................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah
bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. Kebudayaan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk pul dan
sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari berbagai suku bangsa, yang
mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki keanekaragaman
budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan
seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan
sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah
bangsa.
Perbedaan yang
terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses pertumbuhan yang berbeda
dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya. Dilihat dari
perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat karena
penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia
teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita
takjub sehingga kita hanya dapat menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan
memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain
penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga fenomena lain di
era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di kalangan remaja, di mana
para remaja cenderung meniru kebudayaan barat.
Salah
satu contohnya adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik
di media elektronik, cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan
mode yang telah menjadi budaya masyarakat kita khusus kalangan remaja. Pengaruh
ini dapat merambat lebih cepat ke golongan bawah akibat artis-artis di jagad
hiburan yang memiliki tingkat moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan
gayanya itulah di lihat sebagai contoh dan layak di tiru karena di anggap lebih
maju dan modern.
Umumnya kalangan
remaja Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan
nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para
remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun
bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Dan kini
nilai-nilai kebudayaan kita semakin terkikis karena di sebabkan oleh pengaruh
budaya Asing yang masuk ke Negara kita.
Jika
pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan
muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada
rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat.
Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.
Oleh karena itu,
untuk meningkatkan ketahanan budaya bangsa, maka Pembangunan Nasional perlu
bertitik-tolak dari upaya-upaya pengembangan kesenian yang mampu melahirkan
“nilai-tambah kultural”. Seni-seni lokal dan nasional perlu tetap
dilanggengkan, karena berakar dalam budaya masyarakat. Melalui
sentuhan-sentuhan nilai-nilai dan nafas baru, akan mengundang apresiasi dan
menumbuhkan sikap posesif terhadap pembaharuan dan pengayaan karya-karya seni.
Di sinilah awal dari kesenian menjadi kekayaan budaya dan “modal
sosial-kultural” masyarakat.
B. Rumusan
Masalah
Permasalahan yang
akan di bahas dalam karya tulis ilmiah ini yaitu :
·
Dampak
positif dan negatif serta akibat pengaruh masuknya budaya asing ke Indonesia
khusunya di kalangan remaja.
·
Bagaimana
cara untuk mengantisipasi dampak negatif masuknya budaya asing ke Indonesia
yang banyak merusak adat kebiasaan dan dapat menimbulkan perilaku yang
menyimpang dimasyarakat.
·
Faktor-faktor
utama penyebab masuknya budaya asing ke Indonesia
·
Pengaruh
budaya asing terhadap eksistensi jati diri bangsa Indonesia
C. Manfaat dan Tujuan
Dalam karya tulis
ini banyak sekali manfaat yang dapat diambil seperti mengetahui hal-hal yang
belum diketahui sebelumnya tentang pengaruh kebudayaan Asing terhadap
kebudayaan Indonesia di kalangan remaja. Serta bertujuan, diantaranya untuk:
·
Memberikan
informasi kepada para remaja, tentang dampak masuknya kebudayaan Asing di
Indonesia.
·
Menyadarkan
para remaja akan bahaya yang mengancam negri kita dari dalam maupun luar.
·
Mengetahui
cara penanggulangan dari masalah krisis budaya
Memberikan gambaran
kepada para remaja tentang pengaruh masuknya kebudayaan Asing di Indonesia.
D. Batasan
Masalah
Dalam makalah ini
terdapat batasan permasalahan yang akan dipaparkan guna menghindari terjadinya
perluasan masalah, yaitu sebagai berikut:
·
Faktor
masuknya budaya asing ke indonesia.
·
Tantangan
global ke dalam masyarakat.
·
Pengaruh
tantangan globalisasi terhadap budaya bangsa.
·
Pengaruh
globalisasi terhadap jati diri bangsa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebudayaan
Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau
bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah
suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami
kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam
definisi budaya:
“Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”
"Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan
alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
B. Perkembangan Kebudayaan Asing di Indonesia
Indonesia telah
berakulturasi dengan berbagai kebudayaan dalam waktu yang lama. Letak strategis
Indonesia yang berada pasa jalur 2 pusat perdagangan internasional pada masa
lampau, India dan Cina, memberi pengaruh besar kebudayaan pribumi. Dengan
terjadinya pencampuran antara dua budaya tersebut maka mengembangkan kebudayaan
asli setempat.
Selain dari
pengaruh budaya asing pada masa lampau, perkembangan pesat era globalisasi saat
ini semakin menekan proses akulturasi budaya terutatama pengaruh budaya Barat.
Dengan kemajuan teknologi modern mempercepat akses pengetahuan tentang budaya
lain. Membawa perubahan sampai ke tigkat dasar kehidupan manusia di.

Lebih dari itu,
kehadiran budaya Barat seakan mendominasi dan selalu menjadi trend-centre
masyarakat. Kebiasaan dan pola hidup orang barat seakan menjadi cermin moderen.
Hal ini jelas mengikis perilaku dan tindakan seseorang.
Hembusan pengaruh
Barat, di anggap sebagai ciri khas kemajuan dalam ekspresi kebudayaan kekinian.
Padahal belum tentu sesuai dengan kebutuhan situasi dan kondisi masyarakat
sendiri. Keadaan ini terus mengikis budaya dan kearifan lokal yang menjadi
warisan terjadi kebudayaan masyarakat nusantara. Dari sinilah juga nilai
tradisional secara.perlahan mengalami
kepunahan karena tidak mampu bersaing dengan budaya moden dalam bentuk
pergaulan masyarakat.
Pada awalnya pintu
masuk kebudayaan Asing di Indonesia adalah melalui kegiatan penjajahan para
orang Asing di Indonesia. Tidak hanya mengambil hasil rempah-rempah dan
menjajah pada umunya tetapi mereka juga menanamkan budaya mereka untuk
mencampuri kebudayaan Indonesia. Berbeda dengan masa penjajahan, pada zaman sekarang
pintu masuk kebudayaan Asing itu melalui kemajuan teknologi dan informasi. Oleh
Siauddin Sardar menyebut masa kini sebagai terjadinya revolusi informasi
seperti diulas dalam bukunya Tantangan Dunia Islam di abad 21. Dalam revolusi
informasi tersebut, intervensi informasi sulit dibendung oleh karena arusnya
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Setiap saat informasuk sudah dapat
memasuki setiap kantor dan rumah tangga sekalipun melalui media massa cetak dan
elektronik seperti surat kabar, televisi dan internet.
Revolusi informasi
salah satu cirinya adalah keterbukaan dan kebebasan informasi sungguh sesuatu
sulit dielakkan karena selain memberikan dampak positif seperti adanya
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi sekaligus dampak
negatif seperti pergaulan bebas, pakaian yang memperlihatkan aurat, pola hidup
individual dan hedonis.
Julukan yang
sering dipakai untuk menggambarkan peradaban Barat dam masyarakat-masyarakat
komponen nya dewasa ini adalah peradaban “teknologis”. Gambaran-gambaran
optimistik tentang teknologi informasi dan perananya yang bermanfaat, memajukan
gagasan bahwa komputer tidak pernah salah; ia bisa menyelesaikan semua problem
masyrakat; ia bahkan dianggap sebagai “jampi-jampi ajaib” yang bisa menyediakan
informasi bagi semua orang.
Kebanyakan para remaja di negri ini telah dibodohi oleh gambaran indah dan
berlebihan tentang teknologi dan komunikasi ini.
Sejumlah kecil
negara sekarang dipandang sudah sampai ke tingkat modern, sedangkan jumlah
besarnya masih dalam proses ke arah itu. Moderenisasi kini telah bergema di
dunia. Negara-negara modern merasa bangga karena modernisasinya telah berhasil,
sedangkan negara-negara yang sedang berkembang dengan penuh gairah menyertai
gerak modernisasi itu.
Meskipun demikian,
perkembangan teknologi di bidang informasi tersebut, selain memberikan
kebebasan untuk mengakses informasi sebanyak-banyaknya akan tetapi tetap ada
ruang bagi masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan secara selektif sesuai
kepentingan, kebutuhan masyarakat. Disinilah peran semua pihak untuk terlibat
dalam pemberdayaan masyarakat agar mampu memilih dan memilah informasi siaran
televisi atau konten informasi di internet agar tidak terjebak dengan informasi
kebudayaan asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan ajaran
agama yang dianutnya.
C. Pengaruh
Kebudayaan Asing terhadap Kebudayaan Indonesia di kalangan remaja
Indonesia di kenal
sebagai negara multi etnis dan agama, dari situlah Indonesia memiliki ragam
Budaya yang berbeda-beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial
dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia kini kian memudar
secara perlahan. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang
akhirnya dapat memberikan dampak negatif terhadap kebudayaan asli Indonesia.
Dengan banyak berkembangnya media elektronik, kebudayaan barat dapat denganmudah masuk ke
Indonesia,sehingga mulai mengubah pola pikir dan prilaku masyarakat Indonesia.

Dampak negatifnya
kebudayaan asing atau barat terhadap masyarakat Indonesia khususnya kalangan
remaja sudah sampai tahap memprihatinkan karena ada kecenderungan para remaja
sudah melupakan kebudayaan bangsanya sendiri. Budaya ikut-ikutan atau latah
terhadap cara berpakaian. misalnya. Para
remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno, kampungan kalau tidak mengikuti cara
berpakaian ala barat karena dinilai modern, tren dan mengikuti perkembangan
zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh ajaran agama maupun
bertentangan dengan adat istiadat masyarakat secara turun temurun.
Selain cara
berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan cara berhura-hura di kalangan remaja
yang di lihat sebagi prilaku yang menyimpang baik secara agama maupun sosial
juga menjadi masalah bagi kebudayaan di Indonesia. Umumnya kalangan remaja
Indonesia berperilaku ikut-ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai
agama yang di anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki.
Para remaja juga
merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh dari moderenisasi.
Sehingga para remaja merasa gengsi kalau tidak mengikuti perkembangan zaman
meskipun bertentangan dengan nilai-nilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga
pada akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat, dibandingkan dengan
kebudayaan kita sendiri.
D. Upaya Mengatasi
Dampak Negatif Budaya Asing
Untuk mengatasi
pengaruh kebudayaan Asing terhadap kebudayaan Indonesia, khususnya untuk
membentengi kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan semua
pihak terutama pemerintah dan tokoh-tokoh masyarakat seperti, para ulama
budayawan serta keterlibatan orang tua di rumah.
Ø Peranan
Pemerintah
Pemerintah
hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis melalui penataan ulang sistem
pendidikan terutama mengenai pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah
menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu keagamaan kepada para
remaja sekolah dengan waktu yang berjalan selama dua jam dalam se-minggu saja.
Tentu saja ini kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah perubahan
prilaku siswa sehingga memerluikan penambahan jam pelajaran atau kreatifitas
guru bidang studi tersebut dalam bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan
sekolah seperti kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut pandangan
agama.
Sebaiknya pemerintah
menata ulang sistem pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi.
Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan sesungguhnya tidak hanya terpaku
pada bidang study agama yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap
setiap guru mata pelajaran umum juga dapat memasukkan nilai-nilai agama ketika
mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata pelajaran geografi, guru dapat
menjelaskan kekuasaan Tuhan menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan
nasional yang dipelopori atau dimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti
Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-tokoh pejuang
tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan terhadap penjajahan negara asing
yang inin menguasai wilayah dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus
menyebarkan kebuadyaannya.
Ø Peranan
Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama
dan budayawan melalui program kerja organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar
budaya sangat strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam masyarakat
khususnya kalangan generasi muda. Keterlibatan para tokoh agama dan budaya
melalui program kerja organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU),
Muhammadiyah dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembuinaan remaja agar
memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama.
Begitu juga
peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi atau sanggar seni dapat
merancang program kerja yang diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka
tidak tertarik dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya asing.
Kalau hal ini
dapat diperankan secara maksimal oleh para tokoh agama dan budayawan, maka pola
pembinaan generasi muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila
dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari kegiatan-kegiatan
internal sekolah seperti pada proses belajar-mengajar maupun di luar sekolah
seperti remaja masjid, kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja
juga dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat sebagai pelaku
sosial.
Ø Peranan orang tua dan
keluarga
Keluarga merupakan
lingkungan anak yang paling banyak waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam
keluarga yang paling bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan anggota lainnya. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku
atau akhlak anggota keluarga terutama anak-anaknya. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian orang-orang yang
ada dalam sekitar kita harus orang-orang yang “tidak membawa kita kedalam
kesesatan”. Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi
yang lainnya.
Peran orang tua
sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia
bergaul, tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya
agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern,
seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau keluarga mendidiknya.
Melalu interaksi dalam keluarga, remaja akan mempelajari pola perilaku, sikap,
keyakinan dan cita-cita dan nilai dalam keluarga dan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh-pengaruh kebudayaan
asing turut dalam perkembangan budaya Indonesia khususnya terhadap kehidupan,
kebudayaan dan alam fikiran di kalangan remaja yang dapat merusak ekosistem
generasi muda ke depannya.
B. Saran
Sebagai generasi
muda hendaknya dapat berperilaku yang selektif terhadap pengaruh globalisasi
sesuai dengan nilai-nilai agama yang di anut dan adat kebiasaan di negrinya.
Serta menanamkan nilai-nilai pancasila dan melaksanakan ajaran Agama dengan
sebaik-baiknya. Dan jangan lupa memiliki semangat nasionalisme yang tangguh,
seperti mencintai produk dalam negeri.
Source
www.google.com
www.wikipedia.com
http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/09/dampak-masuknya-budaya-asing-barat-terhadap-budaya-bangsa-indonesia/
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya-barat-901.htm
http://khaeylbgt.multiply.com/journal/item/3
http://jo-ardianto.blogspot.com/2010/05/pengaruh-kebudayaan-asing-terhadap.html
http://nahdatunnisaa.blogspot.com/2013/04/contoh-karya-tulis-ilmiah-pengaruh.html
Comments
Post a Comment